Aku sudah kehabisan akal menolak lamaran laki-laki aneh ini.
Berkali-kali kubilang aku telah memiliki pasangan, berkali-kali ia datang
berharap aku telah berubah pikiran.
Seminggu yang lalu, aku bertemu dengannya di toko perhiasan tempat
kakakku bekerja. Lebih tepatnya, dia membuntutiku. Di depan banyak orang dia
memaksaku menerima lamarannya, menawarkanku berbagai macam cincin. Gila, dia
pikir aku akan terima hanya karena ia kaya?
Aku teringat cerita kakakku mengenai cincin turun temurun
yang dipakai bosnya di toko tempatnya bekerja. Itu cincin sudah dari zaman
neneknya, tak mungkin ada yang masih membuatnya sekarang ini. Jadi aku minta
saja dia memberikan cincin persis yang seperti itu, cincin lama, bukan baru.
“Aku hanya ingin cincin seperti yang dipakai pemilik toko emas itu, baru aku
akan menerimamu. Titik!”
Sialnya, dia bahkan tidak menyerah, tanpa kuduga, ternyata
dia nekat bertanya pada pemilik toko emas itu. Katanya, saking lawasnya cincin
itu bahkan sudah tak bisa dilepas dari jari ibu pemilik toko. Siapa peduli? Aku hanya ingin kau menyerah, bodoh!
***
Hari ini sepertinya aku yang harus menyerah. Laki-laki itu
menemuiku, mengeluarkan sebuah kotak merah hati dengah wajah sumringah sekali.
Dibukanya kotak mungil nan manis itu. Aku hanya ternganga. Cincin itu, bagaimana mungkin?
“aku sangat menginginkanmu, ibu
pemilik toko itu keukeuh bilang cincinnya tidak bisa dilepas, jadi aku potong
saja jarinya. Kau menerimaku sekarang?” gelas di genggamanku seketika jatuh berkeping.
4 jejak:
gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! hahahaha. tapi bagus :)
mantaaaap itu baru lelaki sejatii !!!
tapi gak sigitunya juga kali,hehe :p
but simple n nice story :))
EPICENTRUM sekalian ngucapin selamat hari SUMPAH PEMUDA bagi para Pemuda Indonesia :))
hahaha ngga tau deh kalo beneran mah ada enggak. makasih mbaaak :D
hihi itu kebangeten ya, mas :p
makasiiih, selamat kembali, semoga bisa jadi pemuda pemudi yang tetap teguh pada isi sumpahnya :))
Posting Komentar